Setiap manusia memiliki `tangki cinta emosional’ yang menjadi sumber energi hidup dan aktivitasnya
dr. Gary Chapman, seorang konsultan perkawinan di Amerika
yang telah berhasil menyelamatkan ribuan perkawinan, menulis beberapa buah buku
dengan topik “Five Love Languages” atau Lima Bahasa Cinta (dalam edisi bahasa
Indonesia judulnya ditulis “Lima Bahasa Kasih”).
Buku ini adalah hasil
penemuannya setelah sekian puluh tahun mendampingi para pasangan suami istri
ataupun keluarga bermasalah.
Dalam bukunya, Chapman mengatakan bahwa kegagalan hubungan
perkawinan yang banyak terjadi pada tahun-tahun belakangan ini seringkali
diawali oleh keringnya hubungan cinta antara suami dan istri. Nah, kekeringan
ini dialami bukan karena mereka tidak saling mencintai, melainkan karena mereka
mengkomunikasikan cintanya dalam `bahasa’ yang berbeda. Sehingga tidak mengena.
Dalam benak Anda kini mungkin muncul pertanyaan: memangnya
ada berapa jenis bahasa cinta manusia?
Lalu bagaimana caranya agar kita
mengetahui adanya perbedaan bahasa cinta dengan pasangan kita? Lalu bagaimana
pula cara menyesuaikannya?
Sebelum kita membahas tema tentang `bahasa cinta’,
kita perlu lebih dahulu mengetahui konsep dasar pandangan Dr. Gary Chapman,
yaitu bahwa setiap manusia memiliki `tangki cinta emosional’ yang menjadi
sumber energi hidup dan aktivitasnya.
Harus diakui bahwa setiap orang membutuhkan cinta.
Kebutuhan
akan cinta secara simplistis dapat dimetaforkan dengan `tangki cinta
emosional’.
Agar seorang anak manusia dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar,
tangki cintanya perlu diisi oleh pengalaman cinta emosional bagai tangki bahan
bakar kendaraan yang perlu diisi bensin agar dapat berjalan.
Apabila tangki cinta emosional seseorang penuh, ia merasa
mantap dalam mencintai orang lain khususnya pasangannya. Seluruh dunia tampak
cerah dan indah di matanya. Ia akan lebih kuat dan bersemangat dalam bekerja
dan menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
Sebaliknya, jika tangki cinta emosional seseorang telah
kering, ia menjadi orang yang mudah berpikiran negatif dan mudah terbakar
emosinya.
Problematika anak-anak nakal, pecandu narkoba, kriminalitas remaja,
dan berbagai masalah sosial lainnya umumnya terjadi karena para pelakunya telah
lama kehabisan `bahan bakar’ cinta. Tangki cinta emosional mereka telah lama
mengering.
Dalam konteks ini, Dr. Gary Chapman memberikan konsep Lima
Bahasa Cinta. Ia menemukan bahwa terdapat lima jenis ekspresi cinta dalam
hubungan setiap manusia.
Setiap bahasa tersebut tentu memiliki `dialek’nya.
Menurutnya, setiap orang memiliki satu jenis bahasa primer yang tumbuh dan
berkembang semenjak ia di dalam kandungan ibunya. Kemudian dalam
perkembangannya, anak tersebut mungkin akan menerima dan menyukai bahasa-bahasa
cinta lainnya, akan tetapi ia akan tetap lebih menyukai `bahasa ibu’nya.
Bagaikan Anda orang Indonesia -yang lahir dan besar di Indonesia- mampu
menguasai bahasa Inggris, Mandarin dan Perancis. Tetapi dalam pergaulan
sehari-hari, Anda tetap akan merasa lebih nyaman jika menggunakan bahasa
Indonesia.
MAU ANAK ANDA TUMBUH SEHAT DAN CERDAS?
BERI ANAK ANDA MOMENT KIDS
FOR ORDER : WA : 0811.350.741
Nah, apa saja bahasa cinta emosional yang diungkapkan oleh
Dr. Gary Chapman?
Bahasa Cinta #1: Ungkapan Lisan
Ungkapan Lisan adalah salah satu dari lima bahasa cinta yang
mendasar. Anda yang bahasa cinta primernya “Ungkapan Lisan” umumnya sangat peka
dengan kata-kata dari orang lain, khususnya dari mereka yang Anda cintai atau
hormati. Ungkapan pujian, peneguhan, maupun bisikan sayang yang mereka
ungkapkan, akan sangat memotivasi, menghidupkan dan menyegarkan semangat Anda.
Namun sebaliknya, kritik, sindiran, bahkan caci-maki dari
orang-orang tersebut akan membuat hati Anda terasa tertikam pisau yang tajam.
Anda bisa down, stres, depresi, bahkan tidak bisa makan karena kata-kata yang
tajam terus terngiang di kepala Anda.
Bahasa Cinta #2: Hadiah
Bagi orang yang bahasa cinta primernya adalah ‘Hadiah’,
sebuah barang pemberian dari orang yang ia cintai bisa dipahami sebagai
ungkapan, “Aku memikirkanmu. Aku ingin kamu memiliki dan memeliharanya. Aku
menyayangimu. ”
Anda yang memiliki bahasa cinta ini tidak mementingkan nilai
nominal sebuah pemberian. Anda lebih menimbang pada makna yang dikandung oleh
benda tersebut dan juga pada momen pada saat hadiah itu diberikan kepada Anda.
Anda sangat sensitif dengan pemberian dari orang lain. Sebuah hadiah yang mahal
tak ada artinya bagi Anda jika diberikan tanpa ada makna atau sebaliknya ada
maksud tertentu yang melecehkan atau merendahkan diri Anda.
Di dalam kamar Anda yang berbahasa cinta kedua ini, biasanya
terpajang berbagai souvenir, kado, maupun benda-benda unik lain yang pernah
Anda terima dari sanak-saudara, sahabat, dan terutama mereka yang istimewa di
hati Anda.
Bahasa Cinta #3: Pelayanan
Saya punya seorang sahabat dengan jenis bahasa cinta yang
ketiga ini. Namanya Agung. Setiap malam minggu ia selalu rajin mengunjungi kediaman
pacarnya. Ia jarang sekali mengajak pacarnya jalan-jalan keluar. Padahal
orangtua dan adik-adik pacarnya itu, juga ada di rumah. Aneh memang. Ia tidak
pernah merasa kehilangan privacy dalam berpacaran. Pacaran macam apa yang ia
lakukan di sana?
Di rumah sang pacar, sahabat saya ini bisa membantu calon
ibu mertuanya memasak di dapur; kemudian setelah makan malam, ia mencuci piring
berduaan dengan pujaan hatinya; setelah itu, bisa jadi ia akan membantu
memperbaiki mainan calon adik iparnya yang rusak, atau melakukan hal-hal lain
yang bermanfaat. Bahkan pernah, katanya, semalaman ia membantu calon bapak
mertuanya memperbaiki mesin cuci yang rusak!!
Bagi sebagian orang lain, cara pacaran seperti ini mungkin
akan terasa sangat menjengkelkan. Tak ada kesempatan untuk berduaan dan
bermesraan. Tapi bagi mas Agung ini, tak ada masalah. Ia ‘hepi-hepi’ saja.
Terbukti akhirnya ia menikahi sang pacar, dan kini mereka sudah memiliki tiga
orang anak!! Inilah bahasa cinta pelayanan!
Bahasa Cinta #4: Waktu Berkualitas
Hal terutama bagi Anda yang memiliki bahasa cinta waktu
berkualitas adalah kebersamaan. Kebersamaan berarti perhatian dari dua pihak
yang terpusatkan. Kadang tidak membutuhkan kata-kata. Dalam berkomunikasi
dengan orang yang berbahasa cinta ini, metode “empathic listening” akan sangat
menunjang. Anda sangat menikmati berbagai pengalaman kebersamaan yg indah dan
tak akan pernah melupakannya.
Anda yang memiliki bahasa cinta ‘waktu berkualitas’ biasanya
tidak akan pernah merasa bosan walau setiap hari selalu bersama-sama dengan
pasangan atau sahabat Anda. Yang agak introver, akan senang berduaan saja
dengan sahabat, pasangan atau kekasih hati. Sedangkan yang ekstrover sangat
senang berlama-lama dengan teman-temannya walau tanpa tujuan yang jelas dan
bermanfaat.
Bahasa Cinta #5: Sentuhan fisik
Anda yang bahasa cinta primernya “sentuhan fisik” akan
merasa dicintai jika dipeluk, digandeng, disentuh pipi, hidung, pinggang, dan
sebagainya oleh pasangan Anda. Sebaliknya, penolakan fisik berupa menepis,
mendorong atau bahkan menampar akan terasa sangat melukai hatinya.
Dalam pergaulan sehari-hari, sebagai ekspresi keakraban atau
rasa sayang, Anda suka menyentuh sahabat Anda. Jika Anda wanita, Anda senang
sekali menggandeng tangan, memeluk, atau bahkan mencubiti sahabat Anda sebagai
ekspresi keakraban; sedangkan yang pria suka bersalaman, menepuk pundak,
merangkul, memukul bahu, dsb. Motivasi sentuhan ini murni karena Anda peduli
dan sayang kepada mereka.
MAU ANAK ANDA TUMBUH SEHAT DAN CERDAS?
BERI ANAK ANDA MOMENT KIDS
FOR ORDER : WA : 0811.350.741
SEMOGA BERMANFAAT